Tiga Sebelas Kesembilan dan Kabar Terbaru

Alhamdulillah
Segala puji bagi Allah Swt. yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang telah menganugerahi kami kehidupan dengan segala kesempatan dan pengalaman luar biasa di dalamnya.

Hari ini, tanggal tiga bulan sebelas –yang bukan sebuah kebetulan menjadi nama blog ini- adalah salah satu momen istimewa bagi kami. Sembilan tahun yang lalu, pada tanggal inilah kami mulai membangun rumah tangga. Sudah mulai tak terhitung (dan tak sanggup kusebutkan satu demi satu) apa saja yang telah kami peroleh, lakukan, dan alami bersama. Yang jelas tidak hanya satu rasa di dalamnya. Manis, asin, asam, pedas, pahit … semua ada, meskipun saat aku menulis ini, lebih banyak manisnya yang teringat … alhamdulillah!

Para pengunjung blog kami yang budiman, dalam kesempatan ini (nggak apa ya, sekali-kali meniru pemimpin upacara yang lagi ceramah), izinkanlah kami menyampaikan permohonan maaf. Pertama, mohon maaf atas setiap komentar yang belum terbalas (atau bahkan belum tertampilkan). Kemudian, maaf berikutnya adalah maaf karena mungkin kami belum sanggup memaparkan seluruh pengalaman berharga yang sebenarnya amat sangat ingin kami bagi. Yah .. walaupun memang hak setiap orang untuk berbagi atau tidak berbagi tentang kisah hidupnya, sebenarnya rasanya seperti punya utang bertahun-tahun gitu lho, selama blog ini tak dibuka-buka.

Awalnya, dulu, aku cukup takjub melihat ternyata blog yang ‘sudah dipenuhi laba-laba’ ini masih sering dikunjungi dan bahkan dikomentari. Namun kemudian, aku ingat apa yang menyebabkannya adalah hal yang pernah membuatku gelisah dan galau selama bertahun-tahun setelah menikah: infertilitas. Betapa tidak sedikit ternyata pasangan lain yang mengalaminya juga!

Eits …coba deh, rewind.
Yang tidak kenal kami di dunia nyata, silakan baca lagi tulisan di atas:
………. yang PERNAH membuatku gelisah……….

Apa? / Ya, PERNAH.
Sekarang bagaimana? Sudah tidak galau? / Alhamdulilah, sudah tidak lagi.
Kenapa? Jangan-jangan …. / Alhamdulillah, sekarang sih adanya susaaaaah cari waktu luang, bahkan untuk merenung sejenak. Boro-boro mau galau. Mandi, makan, bahkan ke toilet  pun sering diburu-buru, seolah-olah ada timer. Yang memegang timernya: anak-anak. Si bayi dan kakaknya.
Hah? Bayi? Kakak? / Iya, benar. Saat ini kami punya bayi. Atas kuasa Allah, ia kulahirkan secara spontan kira-kira sebelas bulan yang lalu dari sebuah kehamilan yang alami. Namanya Anya, perempuan. Selain itu, alhamdulillah begitu lahir, Anya juga sudah punya kakak. Namanya Indri, perempuan juga. Usianya tahun ini 9 tahun, hampir sama persis dengan usia pernikahan kami saat ini. Dialah yang amat sangat menantikan kehadiran seorang adik, yang dengan ketulusannya sungguh-sungguh berdoa secara konsisten agar bundanya yang belum pernah hamil seumur hidupnya segera dapat mengandung seorang bayi. Malaikat kecil ini lahir dari hati kami, dipertemukan dan dijodohkan dengan kami melalui cara yang luar biasa. Kami telah sah mengadopsinya secara legal dari sebuah panti milik pemerintah, setelah melalui prosesnya yang cukup menguji iman selama kurang lebih 2 tahun.

Nah, jadi begitu. Itulah salah satu alasan mengapa blog ini terbengkalai begitu lama …
dan alasan mengapa sekarang (setelah beberapa kata lagi, tepatnya) aku harus berhenti menulis dulu dan melanjutkannya lagi kapan-kapan (ketika si bayi sedang tidur nyenyak lama sekali, bisa dititipkan, atau apalah). Maaf yaaah …. mohon doakan saja aku segera menguasai ilmu supernya emak-emak: multitasking
… dan tentunya, doa kami pula untuk kita semua: semoga kita diberikan keikhlasan atas apapun yang ditentukanNya, karena in sya Allah itulah yang terbaik. Aamiin.

Sampai jumpa!
Heidy (+Hamdan)

20 komentar di “Tiga Sebelas Kesembilan dan Kabar Terbaru

  1. Takjuk dengan isi blog ini, saat kepasrahan dan ikhlas bergabung, subhanalloh, Alloh memberikan kado indah buatmu. Semoga kepasrahan dan keikhlasan akan selalu menyertai kita semua. Sebuah jalan panjang penantian ikhtiar akan adanya baby. Allohuma amin

    Suka

  2. Subhanallah mbak, luar biasaaaa…. Selamat yah… Semoga Anya jadi anak yang sholihah. Aduh jadi semangat lagi nih baca blog ini. Selamat ya Mbak Heidy dan suami. Akupun masih mengharap keajaiban itu mbak. Mohon doanya yah…

    Suka

    • Hai mbaak … huaaa itu setahun yaa? Maaaaffff….. *tutup muka pake kerudung*
      Terima kasih banyaak masih berkunjung ke blog yang jarang-jarang keupdate gini yaa … blog ini jadi tetap hidup karena masih kedatangan pembaca yang budiman … ehehehe. Semangat terus yaa!

      Suka

  3. subhanallah alhamdulillah… mba Heidy.. sungguh ini aku terharu sekali. berawal dari browsing-browsing artikel tentang pengalaman sejenis yang aku rasakan, dan akhirnya sampai di blog mu yang sungguh luar biasa mba. your writings change my whole life!. aku baru saja mengkhatamkan seluruh cerita diblog mu terutama yang tentang perjuanganmu bertahun-tahun mendapatkan anak. aku juga kurang lebih merasakan hal yang sama… masih menunggu keajaiban seperti mba Heidy dan suami. Atas izin Allah ga ada yang ga mungkin ya mba. salam peluk untuk anak-anak mu ya mba. Semoga aku juga segera diberi keturunan. Aaamiiin

    Disukai oleh 1 orang

    • Halo Mbak Fani .. masya Allah, alhamdulillah .. terima kasih banyaak … niat berbagi cerita di sini ternyata kembali pada kami lagi setelah pengunjung seperti mbak ikut berbagi cerita juga. Pengalaman yang sudah berlalu lama dan hampir terlupakan oleh kesibukan saat ini pun kembali mengingatkan kami untuk banyak bersyukur kepada Allah. Semangat terus ya Mbak, Allah Maha Tahu yang Terbaik bagi hamba-hambaNya. Aamiin untuk doanya. Sekali lagi, SEMANGAT!

      Suka

  4. Alhamdulillah Mba.. Selamat ya,, ga ada yang sia-sia di dunia ini ketika menjalaninya dengan ikhlas..

    Mba, aq juga didiagnosa ada endometriosis dan hasil ASA yang sangat tinggi.. Jadi aq rencananya mau laparoskopi dan PLI.. Tp untuk laparoskopi, aq masih bingung dimana dan dengan dokter siapa.. Aq boleh diinfo ga mba, wkt itu Mba laparoskopi di RS mana dan dengan dokter siapa? Kl berkenan bisa info ke email saya ya mba.. terima kasih banyak Mba..

    Suka

  5. Maasya Allah Tabaarakallah mbak.
    Hikmah yg begitu besar dibalik semua kesabaran mbak.
    Semoga Allah memberkahi keluarga mbak Aamiin..
    Maaf mbak, mau nnya.
    Sebelumnya mbak Terapi PLI dmn ya? Soalnya ASA sy jg tinggi, kbtulan tinggal dijambi dan dsog nyaranin buat PLI dijakarta.
    Ohya sewaktu mbak tau hamil, apa mbak masih promil didokter?

    Suka

  6. Ping balik: Bercerita tentang Kehadiran Anak – BERBAGI HIDUP

  7. Ping balik: Cerita tentang Adopsi Anak – BERBAGI HIDUP

Tinggalkan komentar