Daftar Bacaan Tahunan

Salah satu keberuntungan yang harus kami syukuri adalah mampu memelihara kegemaran membaca di keluarga kami. Rasanya tidak ada hari yang mungkin terlewati oleh kami tanpa membuka buku. Sulitnya memotivasi anak untuk membaca tak pernah kami rasakan. Sebaliknya, kami justru harus rajin menyusun strategi agar anak-anak kami tidak terlalu “lengket” dengan buku-buku mereka sepanjang hari.

Aku juga memilih untuk tidak langsung membebaskan sepenuhnya anak-anak dalam memilih bacaan mereka. Ada kesesuaian bacaan dengan tahapan usia yang harus diperhatikan. Secara umum, aku membagi buku-buku bacaan di rumahku dalam tiga kategori besar berdasarkan kepantasan usia pembacanya: 0-7 tahun, 7-14 tahun, dan 14-21 tahun. Tiap kategori itu masih dapat dipecah-pecah lagi, tetapi ini lebih berkaitan dengan kesempatan dan kesanggupan anak dalam membaca. Jadi, kurasa wajar saja ketika Anya yang mengenal buku sejak bayi sudah mau dan mampu membaca buku berbab saat berumur lima tahun, sementara kakaknya yang baru mengenal buku saat akan menjadi siswa SD baru membaca buku berbab pada usia sembilan tahun.

Selain dari kesesuaian dengan tahapan usia pembaca, jenis bacaan anak-anak yang kupilihkan juga berkaitan dengan “rasa” ide-ide yang terkandung dalam buku-buku tersebut. Menurut filosofi pendidikan Charlotte Mason, ada ide-ide yang menghidupkan dan ada pula ide-ide yang kering. Keduanya dapat diibaratkan seperti makanan yang bergizi tinggi dan makanan cepat saji. Meskipun sering kali makanan cepat saji tampak lebih mudah dan enak bagi anak-anak, kurasa kebanyakan orang tua tak ingin jenis makanan itulah yang lebih sering dikonsumsi ketimbang makanan yang padat gizinya (yang mungkin awalnya sepintas tidak lebih menarik bagi anak-anak). Seperti itu jugalah pemikiranku tentang jenis bacaan anak.

Meskipun tidak benar-benar melarang anak-anak untuk membaca semua jenis bacaan “cepat saji”, aku ingin agar buku-buku “bergizi tinggi” mendapat porsi yang cukup dalam keseharian mereka. Jika makanan bergizi diperlukan demi tumbuh kembang dan kesehatan tubuh, ide pun dibutuhkan demi tumbuh kembang dan kesehatan daya pikir. Sama seperti tak ada yang ingin anaknya gagal tumbuh, kurasa tak ada juga orang tua yang menginginkan daya pikir anak-anaknya menjadi kerdil.

Oleh sebab itu, aku dan anak-anak bersepakat untuk membuat target “bacaan bergizi” setiap tahunnya. Kami menyebutnya living books, sesuai dengan istilah yang digunakan oleh Charlotte Mason. Buku-buku yang masuk ke dalam kategori ini pun sebagian besar berasal dari Ambleside Online, sebuah kurikulum homeschool gratis yang menggunakan prinsip Charlotte Mason. Sebagian lainnya berasal dari rekomendasi tim kurator di komunitas Charlotte Mason Indonesia. Tidak semua yang ada di daftar rekomendasi mereka kuambil karena menyesuaikan dengan ketersediaan buku-buku tersebut (banyak buku-buku yang sudah langka).

Karena Indri sudah sempat bersekolah beberapa tahun sebelum ber-homeschooling, aku tidak dapat serta merta memintanya mengikuti daftar bacaan sesuai level usia yang direkomendasikan. Tetap saja ia harus memulai daftarnya sejak tahun awal akademik (usia 6-7 tahun) sehingga akhirnya daftar bacaannya hanya berselisih tiga tahun dengan Anya yang delapan tahun lebih muda. Alhamdulillah, tidak ada yang keberatan dengan ini karena kebijakannya memang diusahakan sesuai dengan kapasitas masing-masing. Tidak seperti bacaan lainnya, buku-buku dalam daftar tersebut tidak hanya direkomendasikan untuk dibaca, tetapi juga dinarasikan (diceritakan kembali).

Jadi, seperti apa daftar bacaan tahunan mereka? Berikut contoh daftar buku tahun ini yang perlu diselesaikan si sulung (14 tahun).

  • A Little Princess (Frances Hodgson)
  • Keluarga Cemara (Arswendo Atmowiloto)
  • Nenek Hebat dari Saga (Yoshici Shimada)
  • Totto Chan (Tetsuko Kuroyaagi)
  • The Enchanted Castle (Edith Nesbit)
  • Xi You, buku 1-5 (Wu Cheng En)
  • Sebatang Kara (Hector Malot)
  • Pangeran Cilik (Antoine de Saint-Exupery)
  • Anak-Anak Totto Chan ( (Tetsuko Kuroyaagi)
  • Scouting fo Boys (Lord Baden Powell)

Bagaimana, apakah semua judul buku di atas familier bagimu?

 

Satu komentar di “Daftar Bacaan Tahunan

  1. Wow … keren banget ini teh Heidy.
    Aku sepertinya punya PR untuk menyusun buku di perpus keluarga dengan lebih baik. Cara menyusunku masih random.
    Perlu pilah-pilah juga ini buku cepat saji yang mana dan yang bergizi tinggi yang mana? Kebijakan pondok Teteh juga dilarang membawa buku selain buku sekolah dan Al-Qur’an, jadi waktu eksplore buku lain saat perpulangan akhir pekan atau liburan sekolah.

    Suka

Tinggalkan komentar