Idul Fitri 1433 H

Idul Fitri tahun ini adalah Idul Fitri yang kelima bagi kami sejak menikah, meskipun baru tiga di antaranya yang benar-benar kami lalui bersama-sama, berkat pekerjaan Hamdan selama ini yang memang tidak kenal hari libur umum apapun! Kalau tanggal merah di kalender itu adalah hari gilirannya bekerja berdasarkan hitungan jatah on-off, yaa tak ada kata libur. Kalau hari libur itu bertepatan dengan jatah off-nya dan ada rekan yang bisa menggantikannya, berarti itu REJEKI!

Kalau tak salah, sampai dua kali Idul Fitri setelah menikah, Hamdan selalu bisa pulang, alhamdulillah. Ibu (mertua) sampai terheran-heran. Menurutnya, sejak bekerja dan sebelum menikah, tidak sekalipun ia pernah bisa lebaran di rumah. Yah, mungkin itu salah salah satu berkah menikah ya, bu… 😀

Lalu akhirnya aku mencicipi juga rasa berjauhan dengan suami saat lebaran. Huweee….ndak enak ya, ternyata! Kondisiku sendiri sih lumayan karena masih dikelilingi keluarga. Yang sedih ya membayangkan Hamdan yang tetap bekerja di tengah laut di hari raya itu 😦

Alhamdulillah tahun ini, dan mudah-mudahan pula bertahun-tahun berikutnya, kami bisa berlebaran bersama-sama lagi. Yeay! Ini hal yang penting sekali untuk disyukuri, kaan?

bersama sebagian anggota keluarga besar Ibu

bersama sebagian anggota keluarga besar Mama

Selamat Idul Fitri 1433H bagi siapapun yang merayakannya (dan membaca tulisan ini)! Semoga seluruh amalan kita diterima Allah SWT dan kita benar-benar kembali fitri, siap menjadi manusia-manusia yang lebih baik. Aamiin.

Salam lebaran.

Heidy (+Hamdan)

4 komentar di “Idul Fitri 1433 H

  1. Waah mba Heidy hebat. Tak mengeluh dan tetap mendukung suami tercinta dalam keadaan apapun. Semoga ALLAH memberikan nikmat terbaiknya untuk keluarga berbahagia ini. Amin ya RabbalAlamin 🙂

    Suka

  2. Waah mba Heidy hebat. Tak mengeluh dan tetap mendukung suami tercinta dalam keadaan apapun. Semoga ALLAH memberikan nikmat terbaik-Nya untuk keluarga berbahagia ini. Amin ya RabbalAlamin 🙂

    Suka

    • Aamiin..aamiin ya Rabb….terimakasih untuk doanya yang indah, semoga Jessica dan keluarga selalu dirahmati Allah SWT. Eh kata siapa aku nggak mengeluh? Huee…aslinya ya aku itu nggak sabaran, cengeng dsb dsb…cuma ya kemudian alhamdulillah diberi banyak waktu dan kesempatan untuk belajar…sedikit demi sedikit…

      Suka

      • Berarti mba Heidy hebat. Masih tetap belajar untuk tidak mengeluh. U r a strong woman, mba! Proud of you. *ngikutin jejak mba Heidy aah*

        Suka

Tinggalkan Balasan ke tigasebelas Batalkan balasan